Penghentian Laktasi
Definisi menyapih
Menyapih adalah proses berhentinya masa
menyusui secara berangsur angsur atau sekaligus. Proses itu dapat disebabkan
oleh si anak itu sendiri untuk berhenti menyusu atau bisa juga dari sang ibu
untuk berhenti menyusui anaknya. Atau dari keduanya dengan berbagai alasan (NN,
2007).
Menyapih adalah proses bertahap yaitu
mula-mula dengan mengurangi frekuensi pemberian ASI, sampai dengan berhentinya
proses pemberian ASI (Carnain, 2007) .
Cara-cara menyapih yang benar
Beberapa ahli laktasi menyarankan hal
hal berikut ini:
a. Lakukan proses menyapih ini
secara perlahan. Misalnya dengan mengurangi frekuensi menyusu dari 5 kali
menjadi 3 atau 4 kali. Lakukan bertahap sampai akhirnya berhenti sama sekali.
b. Alihkan perhatian si anak dengan
melakukan hal lain. Bernyanyilah dan bermain bersamanya, sehingga anak tidak
ingat saatnya menyusu pada mama.
c. Komunikasikan hal ini dengan
anak. Jangan takut anak anak tidak mengerti dengan keinginan anda untuk
menyapihnya. Berikan pengertian yang baik dan dengan komunikasi yang mudah
dicerna olehnya. Walau masih kecil tapi ia mengerti kata kata dari orang
dilingkungannya.
d. Jangan menyapih anak ketika ia
tidak sehat, atau sedang merasa sedih, kesal atau marah. Hal itu akan membuat
anak anda merasa anda tidak menyayangi dirinya.
e. Hindari menyapih anak dari
menyusui ke pacifier (empeng) atau botol susu. Selalu bina komunikasi dengan
sang anak. Mintalah bantuan dari sang Ayah untuk melengkapi komunikasi dengan
anak dan sebagai figure pendamping ibu.
f. Jangan menyapihnya secara mendadak
dan langsung, hal itu akan membuat perasaan anak anda terguncang.
g. Jangan menipu anak anda dengan
cara mengoleskan jamu di putting saat menyusui atau apapun yang membuat rasanya
tidak nyaman. Pemaksaan seperti itu akan membuat hubungan batin anak dan ibu
menjadi rusak.
Waktu penyapihan yang tepat
Tidak pernah ada waktu yang pasti kapan
sebaiknya anak disapih dari ibunya. Menurut WHO, masa pemberian ASI diberikan
secara eksklusif 6 bulan pertama, kemudian dianjurkan tetap diberikan setelah 6
bulan berdampingan dg makanan tambahan hingga umur 2 th atau lebih. Ada juga
ibu ibu yang menyapih anaknya ketika usia 1 -2 tahun, bahkan ada yang diusia 4
tahun.
Tidak benar jika anak yang terlalu lama
disusui akan membuatnya manja dan tidak mandiri. ASI akan membuat anak dekat
dengan orang tuanya dan hal itu memang sangat dibutuhkan sang anak dan
membuatnya merasa penuh dengan kasih sayang. Kemandirian adalah hal yang
diajarkan oleh orang tuanya, bukan karena selalu disusui ASI (NN, 2007).
Hal – hal yang dilarang dalam menyapih
a.
Mengoleskan Obat Merah Pada Puting
Selain bisa
menyebabkan anak mengalami keracunan, juga membuat anak belajar bahwa puting
ibu ternyata tidak enak, bahkan bisa membuatnya sakit. Keadaan ini akan semakin
parah jika ibu melakukannya secara tiba-tiba. Si kecil akan merasa ditolak
ibunya. Dampak selanjutnya mudah diduga, anak akan merasa ibu tidak
mencintainya.
Gaya
kelekatan yang muncul selanjutnya adalah avoidance (menghindar dalam suatu
hubungan interpersonal). Hal ini dapat memengaruhi perkembangan kepribadian
anak. Ia akan mengalami kesulitan untuk menjalin suatu hubungan intensif dengan
orang lain. Hal ini terjadi karena di masa kanak-kanak ia merasa ditolak oleh
orang tua, dalam hal ini ibunya.
b.
Memberi Perban/Plester Pada Puting
Dibanding
cara nomor 1, cara ini akan terasa lebih menyakitkan buat anak. Jika diberi
obat merah, anak masih bisa menyentuh puting ibunya. Tetapi kalau sudah
diperban/diplester, anak belajar bahwa puting ibunya adalah sesuatu yang tak
bisa dijangkau.
c.
Dioleskan Jamu, Brotowali, Atau Kopi
Supaya Pahit
Awalnya mungkin anak tak akan menikmati,
tetapi lama-kelamaan anak bisa menikmatinya dan malah bergantung pada rasa
pahit tersebut. Mengapa? Karena ia belajar, meskipun pahit tetapi masih tetap
bercampur dengan puting ibunya.
Dampaknya, anak bisa mengembangkan suatu
kepribadian yang ambivalen, dalam arti ia tidak mengerti apakah ibu sebetulnya
mencintainya atau tidak. Bunda masih memberikan ASI, tapi kok tidak seperti
biasanya, jadi pahit.
Parahnya lagi, kepribadian ambivalen
bukan kepribadian yang menyenangkan. Anak akan mengembangkan kecemasan dalam
hubungan interpersonal nantinya.
d.
Menitipkan Anak ke Rumah Kakek-Neneknya
Kehilangan
ASI saja sudah cukup menyakitkan, apalagi ditambah kehilangan figur ibu. Ingat
lo, anak kecil umumnya belum memiliki kemampuan adaptasi yang baik. Jadi, dapat
dibayangkan kondisi seperti ini bisa mengguncang jiwa anak, sehingga tak
menutup kemungkinan anak merasa ditinggalkan.
Tentunya hal
itu tak mudah bagi anak karena ada dua stressor (sumberstres) yang dihadapinya, yakni ditinggalkan dan harus beradaptasi. Jadi jangan kaget, jika setelahnya anak pun butuh
penyesuaian lagi terhadap ibunya. Malah akan timbul ketidakpercayaan anak
terhadap ibu.
e.
Selalu Mengalihkan Perhatian Anak Setiap
Menginginkan ASI
Meski masih batita, si kecil tetap bisa
merasakan penolakan ibu yang selalu mengalihkan perhatiannya saat ia
menginginkan ASI. Kondisi ini juga membuat anak belajar berambivalensi. Misal,
ibu selalu mengajak anak bermain setiap kali minta ASI. Tentu anak akan
bertanya-tanya, ”Bunda sayang aku enggak sih, kok aku enggak dikasih ASI?
Tetapi kalau tidak sayang, kok masih ngajak aku main?”
f.
Selalu Bersikap Cuek Setiap Anak
Menginginkan ASI
Anak jadi
bingung dan bertanya-tanya, mengapa dirinya diperlakukan seperti itu.
Dampaknya, anak bisa merasa tak disayang, merasa ditolak, sehingga padanya
berkembanglah rasa rendah diri.
(Lianawati, 2007).
Dampak penyapihan ASI usia kurang dari 6
bulan
a)
Menyebabkan hubungan anak dan ibu
berkurang keeratannya karena proses bounding etatman terganggu.
b)
Insiden penyakit infeksi terutama diare
meningkat.
c)
Pengaruh gizi yang mengakibatkan
malnutrisi pada anak.
d)
Mengalami reaksi alergi yang menyebabkan
diare, muntah, ruam dan gatal-gatal karena reaksi dari sistem imun.
ANJURAN PEMBERIAN ASI
·
0-6 bulan :
ASI eksklusif
memenuhi 100% kebutuhan
·
6-12 bulan :
ASI memenuhi
60-70% kebutuhan, perlu makanan pendamping ASI yang adekwat
·
>12 bulan :
ASI hanya memenuhi 30% kebutuhan, ASI tetap diberikan untuk keuntungan lainnya.
ASI hanya memenuhi 30% kebutuhan, ASI tetap diberikan untuk keuntungan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar